Penggolongan Sulfanomida dan Dosisnya Pada Anak

https://kesehatankeluarga.netDosis anak.

 

Dosis berdasarkan berat badan untuk anak-anak sampai usia 7 tahun adalah relative tinggi karena plasma t½ pada mereka jauh lebih singkat dari pada t½ orang dewasa.

 

Hanya lambat laun pada usia kurang lebih 7 tahun nilainya mencapai taraf normal. Pada umumnya dosis anak adalah 100-150 mg/kg berat badan atau menurut usia: antara 1-3 tahun sepertiga, antara 4-10 tahun setengah dan antara 11-15 tahun tiga perempat dosis dewasa.

Pengobatan dengan dosis yang tepat harus dilanjutkan minimal 5-7 hari untuk menghindarkan gagalnya terapi dan cepatnya timbul resistensi.

Penggolongan

Setiap sulfonamide mempunyai banyak perbedaan menyangkut metabolisme (asetilasi dan glukuronidasi didalam hati) dan ekskresinya.

Berdasarkan ini sulfonamide dapat dibagi dalam zat-zat dengan kerja singkat (t½< 24 jam) dan zat-zat dengan kerja panjang (t½; 24-65 jam), sulfonamide usus dan sulfonamide untuk penggunaan local.

1. Sulfonamide short acting : sulfametizol, derivate isoksazol (sulfafurazol, metoksazol), derivate oksasol (sulfamoksol) dan derivate pirimidin (sulfadiazine, merazin, mezatin dan somidin).

Sulfametizol dan sulfafurazol cepat resorpsinya dari usus dengan daya larut dalam urin asam atau netral lebih baik dibandingkan dengan sulfa lainnya, sedangkan asetilasinya dalam hati lebih ringan.

Hal ini menyebabkan kadarnya dalam urin sangat tinggi sehingga mencapai khasiat bakterisid. Oleh karena itu zat-zat ini khusus digunakan pada infeksi saluran kemih tanpa komplikasi, terutama yang disebabkan oleh E.coli dan pada cystitis. Sulfonamide  lainnya juga digunakan terhadap infeksi organ lain.

2. Sulfonamide long-acting: sulfadoksin.

Zat-zat ini resorpsinya juga baik tetapi ekskresinya lambat sekali akibat PP-nya yang tinggi dan penyerapan kembali pada tubuli ginjal.

Keuntungan praktisnya adalah dapat digunakan sebagai dosis tunggal sehari sehingga dahulu banyak digunakan, misalnya sulfadimetoksin dan sulfametoksipiridazin.

BACA:  Cara Mengobati Sendiri Batuk Kering

Tetapi khasiatnya lebih lemah dari pada sulfa lainnya sedangkan kadar plasma dari sulfa bebas (aktif) relative rendah pada dosis lazimnya.

Efek sampingnya berupa erythema multiforme yang agak hebat, sindrom multiforme yang agak hebat (sindrom steven Johnson, demam dengan luka pada mukosa mulut, anus, organ kelamin) lebih sering terjadi, oleh karena itu di kebanyakan Negara barat semua sulfa long-acting telah ditarik dari peredaran, kecuali kombinasinya dengan pirimetamin atau trimetoprim.

3. Sulfonamide usus: sulfaguanidin dan salazosulfapiridin.

Obat-obat ini hanya sedikit sekali (5-10%) diserap oleh usus sehingga menghasilkan konsentrasi obat yang tinggi didalam usus besar.

Sulfaguanidin ternyata lebih baik resorpsinya sampai lebih kurang 50% dan sebaiknya jangan digunakan untuk pengobatan infeksi usus berhubung efek sistemisnya.

Dahulu sulfa ini banyak digunakan untuk mensterilkan usus sebelum pembedahan tetapi untuk maksud ini sudah terdesak tuntas oleh antibiotika bakterisid seperti neomisin dan basitrasin yang juga tidak diserap usus.

Sulfaguanidin, ftalil dan suksinilsulfatiazol dahulu banyak dimasukkan dalam sediaan kombinasi antidiare, tetapi kini praktis tidak digunakan lagi.

4. Sulfanomida local: sulfasetamida, sulfadikramida dan silver sulfadiazine.

Kedua obat pertama banyak digunakan secara topical dalam sediaan salep dan tetes mata, sedangkan yang terakhir dalam salep untuk luka bakar.

TOPIK MENARIK LAINNYA

cara melarutkan kapur barus, benang mukosa positif, pipet kaca di alfamart, cara membuat serbuk gatal, bokeb di bawah umur, cara membius, perbedaan pabanox dan parasol, tanduk kambing menusuk kepala, nama obat yang menggunakan pipet kaca di apotik, antimo campur kopi, insto campur kopi, obat penumbuh daging di apotik, cara membuat obat bius dari antimo dan kopi, cara bikin obat bius cair dengan ctm, efek insto campur kopi