5 Kombinasi Sulfonamida

https://kesehatankeluarga.netKombinasi sulfonamide

 

a. Trisulfa adalah kombinasi dari tiga sulfonamide, biasanya sulfadiazine, sulfamerasin, dan sulfamezatin dalam perbandingan yang sama.

 

Karena dosis setiap obat hanya sepertiga dari dosis biasa dan daya larutnya masing-masing tidak saling dipengaruhi, maka bahaya kristaluria sangat diperkecil. Pemberian bikarbonat tidak diperlukan lagi, cukup dengan minum lebih dari 1,5 liter air sehari selama pengobatan.

b. Kotrimoksazol adalah suatu kombinasi dari sulfametaksazol + trimetoprim dalam perbandingan 5:1 (400 + 80 mg). trimetoprim memiliki daya kerja anti bakteriil yang merupakan sulfanomida dengan menghambat enzim dihidrofolat reduktase.

Afinitasnya terhadap enzim bakteri ini 50.000 kali lebih besar dibandingkan dengan afinitasnya terhadap enzim manusia, yang merupakan dasar dari daya kerja selektivitasnya.

Disamping sebagai obat malaria, trimetoprim memiliki spectrum kerja antibakteriil yang mirip sulfonamide, efektif terhadap sebagian besar kuman gram positif dan gram negative dan banyak digunakan terhadap infeksi saluran kemih.

Walaupun kedua komponen masing-masing hanya bersifat bakteriostatis, kombinasinya berkhasiat bakterisid terhadap bakteri yang sama, juga terhadap salmonella, proteus  dan H. influenza.

Kotrimoksasol terutama digunakan untuk pengobatan infeksi saluran napas. Pada umumnya kombinasi dari sulfonamide + trimetoprim memperkuat khasiatnya (potensiasi) serta menurunkan risiko resistensi dengan kuat.

Kombinasi trimetoprim + sulfa lain dengan sifat-sifat dan penggunaan sama dengan kotrimoksazol adalah:

1. Supristol = sulfamoxol 200 mg + trimetoprim 40 mg

2. Kelfiprim = sulfalen 200 mg + trimetoprim 250 mg

3. Lidatrim = sulfametrol 400 mg + trimetoprim 80 mg.

Mekanisme kerjanya berdasarkan teori sequential blockade dari Hitchings (1965), yakni bila dua obat bekerja terhadap dua titik berturut-turut dari suatu proses enzim bakteri, maka efeknya adalah potensiasi. Dalam hal ini proses enzim adalah sintesis protein (DNA/RNA) dari PABA.

3. Kombinasi sulfadoksin + pirimetamin (fansidar) digunakan sebagai profilaksis dan pengobatan malaria tropika yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum yang resisten terhadap klorokuin.

BACA:  Nifurtoinol dan Methenamin Untuk Infeksi Saluran Kemih

4. Kombinasi sulfonamide + penisilin memperlihatkan efek adisi. Sesuai aturan dasar dari penggabungan kemoterapeutika sebetulnya penisilin tidak dapat dikombinasi dengan bakteriostatika.

Tetapi dalam hal ini ternyata tidak terjadi antagonism. Hal ini mungkin dapat dijelaskan dengan diperlambatnya efek sulfa berhubung bakteri dapat menghabiskan dahulu persediaan asam folatnya. Kombinasi ini jarang digunakan lagi.

5. Sulfasalazin adalah senyawa molekuler  dari sulfapiridin dan aminosalisilat yang berkhasiat anti radang kuat dan dalam usus diuraikan menjadi komponennya.

Khusus digunakan pada rematik dan penyakit radang usus halus dan usus besar yang bersifat menahun dan mudah kambuh. Kedua gangguan ini dianggap termasuk penyakit auto imun dimana antibodies dari system imun tubuh menyerang dan merusak jaringan/organ sendiri.

TOPIK MENARIK LAINNYA

cara melarutkan kapur barus, benang mukosa positif, pipet kaca di alfamart, cara membuat serbuk gatal, bokeb di bawah umur, cara membius, perbedaan pabanox dan parasol, tanduk kambing menusuk kepala, nama obat yang menggunakan pipet kaca di apotik, antimo campur kopi, insto campur kopi, obat penumbuh daging di apotik, cara membuat obat bius dari antimo dan kopi, cara bikin obat bius cair dengan ctm, efek insto campur kopi